Dilanda Hidrometeorologi Melanda Pacitan, Malang, Blitar, Pasuruan, Mojokerto, Banjir dan Longsor Meluas - pacitanterkini.id |
PacitanTerkini.Id - Bencana hidrometeorologi terus menghantui Jawa Timur.
Setelah sebelumnya melanda beberapa wilayah, kini bencana banjir dan longsor meluas ke Madiun, Pasuruan, Pacitan, Mojokerto, Blitar, dan Malang.
Di Pasuruan, banjir merendam ratusan rumah dan jalan raya di beberapa kecamatan, seperti Winongan, Rejoso, dan Grati.
Desa Kedawung Kulon di Kecamatan Grati menjadi salah satu titik terparah dengan ketinggian air mencapai lebih dari 80 cm.
Menanggapi situasi ini, Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, turun langsung memimpin penanganan banjir dan memantau distribusi logistik.
"Kita pastikan kebutuhan semua warga terdampak banjir terpenuhi, baik makanan, air bersih, maupun layanan kesehatan," tegasnya.
Adhy Karyono menilai banjir Pasuruan merupakan permasalahan struktural akibat tingginya debit sungai dan kondisi daerah yang cekung.
"Perlu ada upaya pembenahan struktur, termasuk mempertimbangkan sodetan untuk memecah aliran air," ujarnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mengirimkan tim khusus dan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Pasuruan untuk menangani bencana ini.
BPBD juga telah menyiapkan buffer stock, peralatan, dan tim relawan untuk evakuasi dan pemantauan di seluruh wilayah terdampak.
Di Kabupaten Madiun, banjir menyebabkan kerusakan pada dua jembatan, yaitu Jembatan Mojopurno di Kecamatan Wungu dan Jembatan Klumutan di Kecamatan Saradan.
Pj Bupati Madiun, Tontro Pahlawanto, menyatakan bahwa kedua jembatan tersebut akan direkonstruksi menggunakan APBD 2025 dengan anggaran sebesar Rp11 miliar.
"Pembangunan akan segera dilakukan mengingat pentingnya kedua jembatan tersebut untuk akses perekonomian dan penghubung antarkota maupun desa," jelas Tontro.
Kabupaten Pacitan juga dilanda bencana hidrometeorologi. Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut pada Sabtu (7/12) menyebabkan tanah longsor di Dusun Katosan, Desa Pakis Baru, Kecamatan Nawangan.
Seorang warga bernama Wito (52) meninggal dunia tertimpa longsoran tanah saat membersihkan saluran air di samping warungnya.
"Saat membersihkan saluran, tebing di belakang toko tiba-tiba longsor dan menimpa korban," ungkap Kapolsek Nawangan, Ipda Yuyun Krisdiantoro.
Bencana hidrometeorologi yang melanda Jawa Timur ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat.
Pemerintah daerah dan instansi terkait terus berupaya melakukan penanganan dan mitigasi bencana.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi bencana, memperhatikan informasi dari pihak berwenang, dan menghindari daerah rawan bencana.***